Masih ingin mendengar cerita lainnya dari para delegasi 2014??? Yuk, simak cerita berikut ini dari Ayim ^_^
My Host Family: The Birthday Special Gift
Hari pertama kami lalui dengan menikmati hidangan roti india dengan saus yang.. hmm.. saya lupa. Rasa jahe yang sangat kuat, khas makanan India. Sayang, saya tidak sanggup menghabiskannya karena saya kurang suka jahe. Beliau juga memberikan kami hadiah selamat datang! Saya mendapatkan pashmina ungu yang cantik, sedangkan Chelsea mendapatkan syal oranye yang tak kalah cantiknya.
“ I give
you pashmina because you wear scarf (hijab) and because Chelsea is Canadian so
I give her scarf for winter to make it more Canadian style” ucapnya kala itu.
Ah..
saya merasa sangat berterima kasih sekali. Saya pun memberikan kain Cual Bangka kepada beliau dan beliau menerimanya dengan senang hati!
“ I can
make new clothes from this fabric! It’s beautiful! Thank you” ujarnya sambil
membuka kain Cual tersebut. Saya hanya bisa tersenyum bahagia saat itu.
Banyak momen yang saya temui dalam keluarga ini dan salah satu momen
yang paling membahagiakan adalah ketika beliau membuat perayaan sederhana di
hari ulang tahun saya. Ada birthday cake, muffin, milk tea dan gifts. Bahkan
beliau-pun membuat dekorasi dari balon-balon dan streamer. Agak aneh mengingat
sudah lama sekali saya tidak merayakan ulang tahun. Aneh yang menyenangkan. Saat
itu, saya benar-benar tidak berharap adanya sebuah perayaan ulang tahun. Sebuah
ucapan dan doa pun sudah membuat saya senang tak terkira. Bahkan, melihat maple
seperti mimpi saya selama ini adalah hadiah terbaik dari Tuhan!
Pagi
hari di hari ulang tahun, saya seperti biasa sedang menyiapkan bekal lunch
untuk kegiatan hari ini. Saya cukup sibuk hingga tak menyadari bahwa ada sebuah
buket bunga cantik di atas meja dapur. Saya terkejut dan melihat sebuah kertas
yang bertuliskan
"Happy
Birthday, Ayim! From Srawan’s"
Yap!
Nama host mom saya adalah Ranbir
Srawan. Beliau adalah single mom yang bercerai dengan suaminya sekitar 15 tahun
yang lalu. Saat ini beliau berusia 57 tahun dan masih bekerja sebagai perawat.
Putera tertuanya tinggal di California, telah menikah dan memiliki seorang
putra yang masih bayi. Putra keduanya, Satkar, tinggal di Mill Bay yang
berjarak sekitar 30 menit dari Duncan. Kadang, Satkar juga sering datang berkunjung
dan berbincang dengan kami.
Ketika
halloween tadi, kami diajak ke rumahnya dan merayakan halloween
bersama-sama. Putri bungsunya, Rupi, terlihat sangat muda dari usia
sebenarnya. Dia berkerja di salah satu tempat workplacement teman saya, Clements yang merupakan sebuah tempat bagi para masyarakat yang berkebutuhan khusus belajar banyak hal.
Host mom
saya pandai sekali memasak. Nasi goreng buatannya benar-benar sangat lezat!
Terkadang beliau membuat pizza yang enak dan juga sehat. Sebagai seorang
perawat, beliau sangat memperhatikan kesehatan dan kehigienisan makanan. Saya
banyak belajar tentang hal ini darinya. Satu lagi masakannya yang sangat saya
suka, Grilled Salmon!
Ketika
awal berada di rumah ini, saya masih tidak tahu apa-apa dan sangat kagum dengan
kecanggihan alat-alat seperti microwave, kompor listrik yang dilengkapi dengan
oven, dish wahser, laundry machine, bahkan hingga ke vacuum cleaner! Maklum
saja, saya adalah anak kampung yang terbiasa dengan peralatan tradisional dan
manual. Maka dalam hal ini, Chelsea banyak membantu saya terutama soal
mengoperasikan laundry machine. Mereka juga mengajari saya untuk memilah sampah
berdasarkan jenisnya. Awalnya memang sangat merepotkan, tapi lama kelamaan saya
menjadi terbiasa, bahkan benar-benar takjub dengan sistem tersebut. Rasanya
keluarga-keluarga di Indonesia-pun harus lebih peduli untuk menggiatkan langkah
ini.
Di rumah
ini, saya dan Chelsea mendapatkan kamar masing-masing. Kami juga memiliki
dapur kecil di samping kamar saya, ruang tengah tempat dimana kami berbincang
dan mengerjakan tugas, kamar mandi yang sangat apik dan nyaman bahkanair dari kerannya bisa langsung diminum tanpa dimasak! Jadi, kalaupun sedang mandi, air
showernya bisa ikut diminum juga. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air. Ho
ho ho.
Sejujurnya, terkadang
saya berpikir bahwa saya masih berada di Indonesia. You know what? Yah, it feels like a home, my own home, my own family.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar