Senin, 24 Februari 2014

Belajar Sampai ke Cina

Oleh: Mohammad Fadhillah


     “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, begitu kata pepatah arab yang tidak asing bagi saya. Awalnya mungkin hanya sekadar impian namun tanpa saya duga ternyata kesempatan pun itu datang. Saya mengikuti seleksi Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) 2013 dan terpilih menjadi salah satu peserta Pertukaran Pemuda Indonesia-Cina dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga sekaligus menjadi delegasi yang mewakili Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam acara tersebut.
     Program tersebut diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga dengan Federasi Seluruh Pemuda Cina (All China Youth Federation). Pada program ini, pemerintah Cina mengundang 100 pemuda Indonesia untuk mengunjungi Cina dari 31 Agustus sampai 9 September 2013 lalu.

  Sebelum bertolak ke Cina, semua peserta program termasuk saya mengikuti pelatihan sebelum keberangkatan (pre-departure training) pada 28-30 Agustus 2013 yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Bapak Roy Suryo. Pada kesempatan itu kami diberikan materi singkat terkait tujuan program, hubungan diplomatik Indonesia-Cina, serta wawasan-wawasan tentang Cina. Satu hal yang baru saya tahu bahwa ternyata khusus dalam bidang diplomatik, Indonesia tidak menggunakan kata Cina untuk menyebut negara Cina, melainkan Republik Rakyat Tiongkok. Namun, dalam bidang-bidang lainnya seperti ekonomi, perdagangan, budaya dan bidang lainnya istilah Cina umum digunakan.
     Kami berangkat ke Cina pada 30 Agustus 2013 dan tampaknya semua peserta tidak sabar untuk segera sampai ke Cina dan Beijing adalah kota pertama yang kami kunjungi di Cina.
     Beijing yang  merupakan Ibu kota negara adalah salah satu kota terpadat di dunia. Di kota ini, kami mengunjungi Museum Perencanaan Kota Beijing, Museum Nasional Cina, Tembok Besar Cina (The GreatWall), Kota Terlarang dan Pusat Multimedia Liga Pemuda Komunis Cina serta beberapa komunitas lainnya. Di Museum Perencanaan Kota Beijing kami diperkenalkan sejarah Kota Beijing dari zaman kekaisaran awal Cina sampai zaman modern serta perencanaan kota ini di masa mendatang. Kami dipertunjukkan tayangan singkat berdurasi 10 menit mengenai sejarah kota Beijing 3000 tahun yang lalu sebagai kota dan 850 tahun yang lalu sebagai ibukota Cina. Selain itu, tayangan lain juga memperkenalkan perencanaan kota Beijing dari tahun 2004 hingga 2020. Beijing merupakan kota dengan luas wilayah 16.807,8 km2 namun hanya sekitar 38 % berupa wilayah yang datar selebihnya merupakan wilayah pegunungan. Selain itu, kota ini merupakan kota kedua yang memiliki populasi terbanyak di Cina setelah Shanghai, dengan jumlah penduduk 20,6 juta jiwa pada tahun 2012. Dengan kondisi demikian, Beijing merupakan kota terpenting di Cina yang memerlukan perencanaan pembangunan yang baik di masa mendatang. Beijing akan dibangun tidak hanya menjadi kota metropolitan di Cina, namun menjadi kota yang ramah lingkungan dan tetap layak untuk dihidupi oleh rakyat Cina.
     Kota berikutnya adalah Hefei dan Wuhu di Provinsi Anhui. Di kota tersebut kami berkesempatan berdiskusi dengan mahasiswa di Universitas Anhui lalu berkunjung ke Museum Provinsi Anhui. Selain itu, kami juga diundang untuk mengunjungi perusahaan iFLYTEK yang bergerak di bidang teknologi suara. Produk dari perusahaan tersebut sudah banyak digunakan pada perangkat ponsel dan mobil di Cina. Perusahaan lain yang kami kunjungi adalah Chery Automobile yang bergerak di bidang otomotif khususnya kendaraan mobil.
     Lalu, kota terakhir kami singgahi adalah Guang Zhou. Di kota ini, kami diajak untuk melihat aktivitas anak-anak di Istana Anak ke-2 di Guang Zhou. Aktivitas anak-anak di tempat ini sangat beragam, tergantung kelas yang mereka pilih. Ada kelas kung fu, musik, tari dan lainnya. Tidak lupa pula, di kota terakhir ini kami juga diajak untuk mengunjungi museum kebanggaan provinsi Guang Zhou.
     Ada beberapa hal yang mungkin dapat saya ambil pelajaran dari program ini yang diantaranya adalah kesimpulan tentang Cina yang merupakan negara dengan sejarah dan peradaban yang panjang. Peninggalan sejarah dan kebudayaan merupakan aset penting suatu negara dan itu diperlihatkan oleh Cina dengan kesungguhan dalam pengelolaannya. Dari beberapa musem yang kami kunjungi, saya selalu menemukan kemegahan dan kerapihan dalam tiap sisinya. Tidak ada kesan “jadul” (baca: zaman dulu) di museum-museum tersebut karena dipadu dengan berbagai teknologi informasi dan animasi modern yang melengkapi setiap museumnya. Rasanya, sebagian besar sejarah bangsa mereka sudah tersimpan baik dan dapat kembali dipelajari dengan mudah oleh generasi-generasi selanjutnya. Disanping itu, saya belajar bahwa Cina juga termasuk negara yang memiliki perhatian dengan teknologi. Hal ini terlihat dari teknologi transportasi dan komunikasi yang ada seperti kereta cepat Cina dan perusahaan mobil nasional.
     Di sisi lain, saya juga kagum dengan kegiatan kepemudaan di Cina. Cina memiliki perhatian yang baik terhadap generasi mudanya baik pemuda maupun anak-anak. Pemuda Komunis di Cina memiliki kantor pusat multimedia yang mengelola berbagai website antara lain website anak-anak seperti youth.cn dan k618.cn. Kedua situs tersebut memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan seputar kepemudaan dan anak-anak. Karena itu, jika dilihat dari kondisi tempat dan fasilitas pusat informasi ini, Cina sangat memberikan perhatian besar terhadap anak-anak dan pemuda. Pemerintah Cina berusaha memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan jenjang umur generasi mudanya. Fasilitas yang lengkap membuat pengelolaan pusat informasi dan multimedia ini sangat profesional, oleh karenanya  output berupa informasi-informasi yang dihasilkan juga sangat baik.
     Saat ini, tak dipungkiri, Cina memang negara yang besar bukan hanya dari jumlah penduduk, peradaban, namun juga di bidang ekonomi dan perdagangan. Cina juga merupakan salah satu negara yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia dalam bidang ekonomi, budaya, dan sejarah. Tak heran jika di abad 21 ini, Cina terlihat semakin mengokohkan dirinya menjadi satu kekuatan ekonomi dan politik baru di dunia.
Akhirnya, bagi saya belajar memang bisa didapatkan dari banyak hal dan saya juga belajar banyak hal dari sebuah negara berna Republik Rakyat Cina.
*Penulis adalah Delegasi PPIC 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar