Kamis, 11 Desember 2014

One Day In Siheung City

Hi, sahabat PCMI Babel 
Wira Tri Barkah, delegasi IKYEP, telah menyelesaikan programnya saat ini. Sebagai oleh-oleh kecil, Wira ingin berbagi cerita tentang kegiatannya di Korea. 
Di bawah ini adalah salah satu cerita Wira yang ingin dibagikan kepada Sahabat PCMI Babel. So, enjoy the story ^_^ 

One Day In Siheung City


Sore itu kami sampai di Siheung City, salah satu kota kecil di Korea Selatan. Di kota inilah para IPYs IKYEP 2014 melaksanakan salah satu program menarik, homestay
Jujur saja, awalnya saya beranggapan bahwa homestay adalah program yang membosankan dan sepi, entah karena kekhawatiran akan munculnya language barrier atau ketidak nyaman-an karena tidak bisa bercanda dengan teman-teman sesama delegasi karena akan terpisah di rumah host family masing-masing. Namun ternyata, yang terjadi adalah sebaliknya. Banyak hal-hal menarik tentang Korea yang dapat saya rasakan saat bersama dengan host family saya meski program hanya berjalan satu hari. Homestay program berubah menjadi begitu berkesan karena dengan begitu saya dapat mengenal keluarga Negeri Ginseng yang menyenangkan seperti host family saya.

Pertama-tama, kami dipertemukan dengan orang tua angkat kami di Siheung City Hall. Ada banyak keluarga yang berada disana dan mereka adalah orang-orang baik yang akan mengayomi layaknya keluarga dan mengajarkan kami tentang kehidupan keluarga di Korea Selatan serta mengenalkan kami lebih dekat kepada kehidupan mereka.

Selama program homestay ini, saya bersama dua IPYs lainnya yaitu Heri, delegasi provinsi Jambi, dan Ave, delegasi provinsi Lampung, akan tinggal bersama orang tua angkat yang sama. Diawal pertemuan saya sempat merasa khawatir akan seperti apa host family saya nantinya, ditambah lagi perasaan was-was dikarenakan host family saya yang datang terlambat di pertemuan tersebut. Namun pada akhirnya, seorang lelaki duduk bergabung ke meja kami. Mr. Choi, begitu ia memperkenalkan dirinya. Kesan pertama yang muncul dalah bahwa ia adalah seorang periang, ramah dan bersahaja. Wajah cerianya membuat kekhawatiran saya sirna seketika. 

Setelah pertemuan usai, saya dan 2 IPYs lainnya langsung diajak the host daddy ke suatu tempat. “Bersepeda mengelilingi kota Incheon”. Duh! Menarik sekali rasanya membayangkan rencana itu. Mr. Choi sangat mengenal daerah itu karena kawasan tersebut adalah tempat dia bekerja. Dengan menggunakan mobil kami pergi ke kantor dimana ia bekerja dan setelah sampai di kantornya, masing-masing dari kami dipinjamkan sepeda. Ayah  Choi membagikan kunci sepeda dengan nomor kode kepada masing-masing kami yang langsung berhamburan mulai mencari sepeda masing-masing. Ave dan Heri menertawakan saya ketika mereka tahu bahwa sepeda yang saya dapat adalah sepeda perempuan dengan keranjang depan yang membuatku terlihat ‘girly’ alih-alih ‘macho’. Stop! Jangan bayangkan! ^_^ Tapi, saya tidak peduli, karena yang terpenting adalah menikmati acara jalan-jalan mengelilingi kota indah ini bersama dengan Ayah Choi dan dua orang sahabat saya, Heri dan Ave.


Ada yang bisa membayangkan seperti apa bersemangatnya kami di hari itu?? Bersepeda ria mengelilingi taman-taman di kota Incheon. Ini adalah kesempatan yang sangat langka, yang mungkin saja hanya akan saya rasakan sekali seumur hidup. Meski dalam hati saya berharap  bahwa suatu hari nanti saya dan seseorang yang saya cintai, istri, akan kembali ke negri ini lagi. Terlalu asyik menikmati suasana dan berangan-angan, tak sadar Ayah Choi yang begitu bersemangat telah berada jauh mengayuh di depan, sementara kami jauh tertinggal di belakangnya.
Sungguh tak terasa ternyata ketika itu kami bersepeda hingga larut senja, tak terlihat lagi matahari karena yang ada hanya sinar lampu yang menerangi pinggiran jalan, cahaya lembut taman kota, udara sejuk menembus kulit, daun Mapel dan Ginko berwarna kuning dan merah. Aih! Suasana ini persis seperti drama korea yang sering kalian tonton di televisi, penuh dengan romantika. Silahkan bayangkan sendiri (He he he he)

Letih bersepeda, akhirnya kami pulang ke rumah orangtua angkat kami yang  berada tidak jauh dari tempat bersepeda tadi. Kami pun tiba di kediamannya di sebuah apartemen, di lantai 8. Host Mom kami langsung menyambut dengan ramah. Di ruang keluarga saya melihat seorang anak kecil menonton televisi. Dia adalah anak tunggal dari orangtua angkat kami, So Young namanya. Anak perempuan yang sangat lucu, cantik, dan cerdas. Saya sangat kagum padanya karena talenta luar biasa yang dimilikinya. So Young bisa memainkan beberapa alat musik seperti piano, biola, dan suling. Dia pun mengerti bahasa inggris sehingga memudahkan kami berkomunikasi dengannya. Setelah bercengkrama dan makan malam, kami segera beristirahat di ruang kamar yang menurut kami sangat nyaman, walaupun satu kamar harus dihuni bertiga. Tak jadi masalah. 

Keesokan harinya, setelah bangun dari tidur nyenyak, sekitar pukul 10.00 pagi, kami pergi ke Grand park bersama Ayah Choi. Taman itu adalah taman yang sangat luas dan indah. Dedaunan kuning dan merah berderet di sepanjang jalan memanjakan mata.

Di taman ini kami diajak ayah berkeliling dan mendaki bukit yang cukup tinggi. Ini adalah kali pertamanya saya berkeringat selama di Korea. Kami juga menelusuri jalan setapak yang menanjak yang cukup membuat kami lelah. Sepanjang perjalanan, kami dan ayah saling bercerita dan berbagi pengalaman. Kami begitu dekat ayah sehingga membuat kami merasa nyaman dan gembira bisa bersama dengannya. Tidak jarang kami beristirahat, sambil mengabadikan momen-momen kami. Momen-momen seperti itu tentunya sangat sayang untuk dilewatkan. 
Akhirnya tepat pukul 1.30 siang, kami memutuskan untuk menyelesaikan perjalanan kami, turun dari puncak menelusuri jalan setapak dengan pemandangan yang indah. Tidak terasa begitu cepat sampai di kaki gunung. Saya tidak merasakan lelah yang berarti, hanya perasaan senang dan syukur karena bisa bersama-sama mereka meski dalam waktu yang singkat, keluarga angkat dari negara dan budaya yang berbeda dan dua orang teman yang hebat, Heri dan Ave.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar