Kamis, 11 Desember 2014

Cerita dari Kanada (Part 3)

Hai hai hai....
Masih ingin mendengar cerita lainnya dari para delegasi 2014??? Yuk, simak cerita berikut ini dari Ayim ^_^


My Host Family: The Birthday Special Gift


Ranbir. Begitulah sebuah nama yang tertulis di kertas yang kami pegang yang akan menjadi host family saya selama di Kanada. Nama yang unik untuk seorang Canadian, menurut saya. Barulah keesokan harinya saya mengetahui bahwa Ranbir adalah Canadian asli India yang sudah tinggal di Kanada sekitar 30 tahun lebih! Beliau adalah seorang perawat dan tinggal berdua bersama anak perempuannya yang berusia 30 tahun.  Ketika kami bertemu, saya sedikit merasa kikuk dan malu-malu. Beliau suka sekali bercerita, dan berbicara dengan sangat cepat! 

Hari pertama kami lalui dengan menikmati hidangan roti india dengan saus yang.. hmm.. saya lupa. Rasa jahe yang sangat kuat, khas makanan India. Sayang, saya tidak sanggup menghabiskannya karena saya kurang suka jahe. Beliau juga memberikan kami hadiah selamat datang! Saya mendapatkan pashmina ungu yang cantik, sedangkan Chelsea mendapatkan syal oranye yang tak kalah cantiknya.
“ I give you pashmina because you wear scarf (hijab) and because Chelsea is Canadian so I give her scarf for winter to make it more Canadian style” ucapnya kala itu.
Ah.. saya merasa sangat berterima kasih sekali. Saya pun memberikan kain Cual Bangka kepada beliau dan beliau menerimanya dengan senang hati!
“ I can make new clothes from this fabric! It’s beautiful! Thank you” ujarnya sambil membuka kain Cual tersebut. Saya hanya bisa tersenyum bahagia saat itu.

Banyak momen yang saya temui dalam keluarga ini dan salah satu momen yang paling membahagiakan adalah ketika beliau membuat perayaan sederhana di hari ulang tahun saya. Ada birthday cake, muffin, milk tea dan gifts. Bahkan beliau-pun membuat dekorasi dari balon-balon dan streamer. Agak aneh mengingat sudah lama sekali saya tidak merayakan ulang tahun. Aneh yang menyenangkan. Saat itu, saya benar-benar tidak berharap adanya sebuah perayaan ulang tahun. Sebuah ucapan dan doa pun sudah membuat saya senang tak terkira. Bahkan, melihat maple seperti mimpi saya selama ini adalah hadiah terbaik dari Tuhan!


Pagi hari di hari ulang tahun, saya seperti biasa sedang menyiapkan bekal lunch untuk kegiatan hari ini. Saya cukup sibuk hingga tak menyadari bahwa ada sebuah buket bunga cantik di atas meja dapur. Saya terkejut dan melihat sebuah kertas yang bertuliskan
"Happy Birthday, Ayim! From Srawan’s"



Yap! Nama host mom saya adalah Ranbir Srawan. Beliau adalah single mom yang bercerai dengan suaminya sekitar 15 tahun yang lalu. Saat ini beliau berusia 57 tahun dan masih bekerja sebagai perawat. Putera tertuanya tinggal di California, telah menikah dan memiliki seorang putra yang masih bayi. Putra keduanya, Satkar, tinggal di Mill Bay yang berjarak sekitar 30 menit dari Duncan. Kadang, Satkar juga sering datang berkunjung dan berbincang dengan kami.

Ketika halloween tadi, kami diajak ke rumahnya dan merayakan halloween bersama-sama. Putri bungsunya, Rupi, terlihat sangat muda dari usia sebenarnya. Dia berkerja di salah satu tempat workplacement teman saya, Clements yang merupakan sebuah tempat bagi para masyarakat yang berkebutuhan khusus belajar banyak hal.

Host mom saya pandai sekali memasak. Nasi goreng buatannya benar-benar sangat lezat! Terkadang beliau membuat pizza yang enak dan juga sehat. Sebagai seorang perawat, beliau sangat memperhatikan kesehatan dan kehigienisan makanan. Saya banyak belajar tentang hal ini darinya. Satu lagi masakannya yang sangat saya suka, Grilled Salmon!

Ketika awal berada di rumah ini, saya masih tidak tahu apa-apa dan sangat kagum dengan kecanggihan alat-alat seperti microwave, kompor listrik yang dilengkapi dengan oven, dish wahser, laundry machine, bahkan hingga ke vacuum cleaner! Maklum saja, saya adalah anak kampung yang terbiasa dengan peralatan tradisional dan manual. Maka dalam hal ini, Chelsea banyak membantu saya terutama soal mengoperasikan laundry machine. Mereka juga mengajari saya untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya. Awalnya memang sangat merepotkan, tapi lama kelamaan saya menjadi terbiasa, bahkan benar-benar takjub dengan sistem tersebut. Rasanya keluarga-keluarga di Indonesia-pun harus lebih peduli untuk menggiatkan langkah ini.

Di rumah ini, saya dan Chelsea mendapatkan kamar masing-masing. Kami juga memiliki dapur kecil di samping kamar saya, ruang tengah tempat dimana kami berbincang dan mengerjakan tugas, kamar mandi yang sangat apik dan nyaman bahkanair dari kerannya bisa langsung diminum tanpa dimasak! Jadi, kalaupun sedang mandi, air showernya bisa ikut diminum juga. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air. Ho ho ho.


Sejujurnya, terkadang saya berpikir bahwa saya masih berada di Indonesia. You know what?  Yah, it feels like a home, my own home, my own family. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar